LAPORAN OBESRVASI TINDAKAN KELAS
Nama Sekolah : SDN
Mekarwangi
Kelas : I B
Guru : Ibu Ika
Jumlah Siswa : 25 siswa
Tiga aspek yang menjadi
bahan observasi saya kali ini. Pertama, tindakan siswa. Kedua, tindakan siswa
dengan siswa. Ketiga, tindakan siswa dengan guru. Dari ketiga aspek ini, maka
dapat saya jabarkan sebagai berikut:
Kelas pertama yang
diobservasi adalah kelas I B dengan jumlah siswa 26 siswa, namun yang hadir
hanya 25 siswa. Kelas I merupakan kelas basic. Dimana siswa diajarkan untuk
membaca, menulis, dan berhitung.
Pada kelas ini terdapat
pembiasaan yang sangat baik untuk menumbuhkan karakter siswa. Setiap pagi
sebelum siswa memasuki ruang kelas, mereka wajib berbaris di depan ruang kelas
dengan dipimpin ketua kelas. Ketika ketua kelas merapihkan anggotanya sering
terjadi keributan. Mereka sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Ada yang menjaili
temannya, nyanyi-nyanyi sendiri, dan ada juga yang bergerak. Selepas berbaris,
siswa menyalami gurunya dengan bergiliran, kemudian masuk satu persatu.
Memasuki materi ajar,
guru membukanya dengan berdoa bersama. Selanjutnya memasuki materi dengan
apersefsi terlebih dahulu. Materi ajar yang disampaikan adalah B.Inggris, dan
mate-matika. Saat apersepsi waktu yang digunakan cukup lama, sekitar 50 menit.
Penyebab lamanya apersepsi adalah siswa yang sangat aktif dan sulit
dikendalikan. Siswa yang terlalu aktif diarahkan pada kegiatan positif.
Beberapa kali mereka diminta untuk memungut sampah di sekitar ruangan. Dan
beberapa anak yang berlari-lari, diarahkan untuk membersihkan WC.
Apersepsi yang cukup
lama tidak membuat guru kehabisan akal. Setelah 50 menit berlalu, akhirnya
siswa bisa dikondisikan. Mereka duduk rapi di mejanya masing-masing. Barulah
proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Guru memberikan tugas untuk
menggambar dan menghitung gambar yang sebelumnya sudah di buat di papan tulis
oleh guru. Dengan adanya tugas tersebut siswa dapat duduk dengan tenang, dan
mengikuti materi pembelajaran. Guru tidak menggunakan alat peraga untuk
membantu proses pembelajaran.
Diakhir proses
pembelajara guru meminta saya untuk melakukan refleksi. Perlakuan berbeda dilakukan bagi anak yang aktif atau agak malas dengan menyuruh mereka membrsihkan WC, dan membang sampah yang ada di dalam kelas. Perlakuan ini bermanfaat untu menyalurkan energi siswa pada hal positif. Guru juga menyampaikan bahwa
setiap kegiatan pembelajaran jarang menggunakan alat peraga. Beliau merasa
kurang keilmuan untuk membuat alat peraga. Selama di sekolah tidak ada
pelatihan pembuatan alat peraga, atau worshop yang bisa menambah khazanah
keilmuan beliau dalam dalam mengajar.
Dari hasil observasi
ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran sudah cukup efektif. Namun Perlu dibuat alat peraga oleh guru, sehingga siswa dapat lebih tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dan sangat salut dengan ibu guru yang satu ini, karena mampu mendidik siswanya dengan hati ;)
ini untuk laporan ke mbak ami juga?
BalasHapusyup, colek mbak ami dkk.. silahkan di baca mbak ;)
Hapus