Jumat, 03 Oktober 2014

Pemanasan Global, Air Bersih Sulit di Dapat

Efek rumah kaca terjadi hampir di semua penjuru dunia. Semakin hari bumi semakin panas. Dan tahu apa dampak yang akan kita rasakan? Banjir semakin sering terjadi, es di kutub utara dan selatan terus terkikis berubah menjadi air lalu meluap. Musimpun semakin tidak menentu. Biasanya dibulan-bulan tertentu (bulan berakhran ber, eg: September) hujan pasti turun di Indonesia. Tapi sekarang kebiasaan turunnya hujan di bulan tersebut sudah sangat jarang ditemukan.

Meski kampanye agar manusia melakukan pencegahan sejak dini, tapi apalah daya itu semua tidak bisa dilaksanakan setiap orang. Untuk mencabut carger HP dari colokan saja nampaknya menjadi suatu hal yang cukup sulit. Mari kita refleksi diri, berapa kali kita lupa mencabut carger HP dalam sehari? Saya pikir bisa lebih dari satu kali. Efek yang diberikan oleh cargeran terhadap pemanasan global sesungguhnya tidak terlalu besar. Namun tahukah kita berapa ribu atau bahkan juta orang yang lupa mencabutt carger HP setelah selesai pengisian daya pada HP. Dan jika kita akumulasikan, sesuatu yang awalnya kecil ini bisa memberikan efek yang sangat besar sebagai penyumbang kerusakan ozon.

Kemarau berkepanjangan tiada henti. Dampaknya para petani dan dan peladang gagal panen, karena sawah dan perkebunan mereka tidak terpenuhi kebutuhan pasokan airnya. Kemaru berkepanjangan ini disebabkan karena Hidrologi atau proses daur air tidak lancar. Air lebih banyak menguap, daerah serapan yang semakin menyempit, bangunan bertumbuh dengan cepat. Ditambah masyarakat yang tidak bisa melestarikan air.

Mari kita tengok ibu kita negara. Jakarta, kota idaman para pendatang. Meski bangunan sudah sangat menumpuk, tapi tetap saja tiap tahunnya pendatang baru akan bertambah. Konsumsi airpun semakin meningkat. Tentunya kebutuhan air tidak bisa terpenuhi begitu saja. Sumber air bersih cukup sulit untuk didapatkan. Sehingga warga terpaksa harus membeli air dengan harga yang cukup  fantastis. Sumiarti menegaskan bahwa dia harus merogoh kocek sebesar Rp.40.000/hari (http://www.tribunnews.com/metropolitan/2012/01/31/air-pam-di-jakarta-paling-mahal-ini-penyebabnya)

Jika untuk mencegah pemansan global sudah sulit untuk dilakukan, maka mari kita hemat air, dan menjaganya sebaik mungkin. Caranya bisa dengan tidak membuang sampah kesungai, menggunakan air seperlunya. Kita tentunya berharap kejadian mahalnya harga air berseih seperti di kota-kota besar tidak terjadi di daerah-daerah lainnya.

So melestarikan air berarti memperpanjang umur ;)


Save water by adit dkk (Siswa SD Mekarwangi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar